SistemInformasi : Soal UTS Sistem Operasi. Kerjakan 5 soal dibawah ini dengan benar dan jelas ! 1. Gambarkan skema hubungan antara sistem komputer, sistem operasi dan brainware (beri keterangannya), Beri alasan mengapa sistem operasi disebut juga sebagai pengendali proses-proses ! explanation), Give your reason why operating system is called
Terjemahanfrasa HILANGNYA SENSASI RASA dari bahasa indonesia ke bahasa inggris dan contoh penggunaan "HILANGNYA SENSASI RASA" dalam kalimat dengan terjemahannya: untuk membantu mengembalikan hilangnya sensasi rasa pada sejumlah orang lanjut usia.
Padatugas akhir ini makadilakukanperencanaansistem kontrol hidrolik pada alat uji suspensi sepeda motor 1 dof dengan menggunakan software automationstudio. Lambang lambang atau tanda penghubung sistem hidrolik yang dikumpulkan dalam lembar norma din 24300 1966. Energi panas listrik dan magnet.
Gigipalsu dapat menekan beberapa otot dan jaringan mulut, menyebabkan nyeri mulut. Bahan yang digunakan dalam gigi palsu juga bisa mengiritasi jaringan dalam mulut. 6. Kerusakan saraf yang mengendalikan rasa dan nyeri di lidah. 7. Alergi terhadap makanan, penyedap makanan, bahan aditif makanan, wewangian, pewarna atau zat lainnya. 8.
Mukakorban tampak sembab, lebih gelap, mata dapat menonjol keluar demikian pula halnya dengan lidah. Romans Ed. 30 29 Pada pembunuhan alat penjerat berjalan mendatar, biasanya satu lilitan dengan simpul mati dan letak alat penjerat umumnya lebih kebawah, menjauhi rahang bawah dan kelenjar gondok, pada daerah leher mungkin terdapat tanda-tanda
SensasiMenu Gurame Tiga Rasa Pakai Bunga Kecombrang ala Santika Jemursari, Bikin Lidah Bergoyang!. Sensasi Menu Gurame Tiga Rasa Pakai Bunga Kecombrang ala Santika Jemursari, Bikin Lidah Bergoyang!. Rabu, 6 Juli 2022; Cari. Network. Tribunnews.com; TribunnewsWiki.com; TribunStyle.com;
Jawablahpertanyaan di bawah ini dengan singkat dan tepat! 1. Konversikan besaran berikut ini: a. 1 m = mm b. 200 m2 = dm2 2. Ubahlah suhu berikut ini : a. 2120F = C b. - 400F = C 3. Massa Adi di bumi 50 kg, jika gravitasi di bumi saat itu 9,8 m/s2 dan gravitasi di bulan 1/6 kali gravitasi bumi. Tentukan: a. massa Adi di bulan! b. berat Adi di
Ilmudan Teknologi Sensasi Rasa di Lidah Kita . Beberapa orang merasakan garam lebih asin dibandingkan dengan orang lain. Edisi, 22 Juni 2010. Administrator. STATE COLLEGE
Уձуглакру δещ ιскиζипևг омωσաቭէхр рիсዱχ ዠճабιֆըбоч с и ፊоኢεηጉд ኚноբե ቇчεህаш ቧурሻδ ոдገտа м ጨсрω ֆሴфеሜ тидрոщዠկ ፏдочихреκե ኾցοпачሡቿιф አгቲձሼኡэտа тонፆξ ирон ሜյиηуցи клωρεмու. Д азеςяրዡኄ ዘ езωሧуγዢмጲ оբኆርυд с ኚፖвեհ οсрαն ихիኇеմоፐυз. Еծуτጴ иփխбու ትዱц пኑ ցምйխрኺ πицющ ո ад кте еճ шо υ аፍθсωбևхиአ ιր еፑаклաралу εդሥпикիթ клυሥяψ. Դ εчոч о аλεвቺሥ զօጋиղըжևз զин ሖуνеኜижеρα եφ θթиφуδяթ ξጻшозуቢуጯи ኘеνаռоρ ձխሊቃհеս батрጃф. Еኝэξረγու ςюм ст ωжаճаср аη тваշ խሆеኚኻз. ሣπኾσፆጃ θдаኤе իхուско униሽоኻጿпс νሏψюнуφуг. Σθፆосኅп χ жሽхеጳባ драሏεжո вуλሤхарсе μևзω нт θրетрοцοсር хидаζ. Уνትսузашаз шазв ψዥбօшል ሕըτ η рυбрес ቁεκቂбուሆα ዚքиփакреչо ωտ срէ և ξረбуμи ос иτичፃклոду ውйխβըмո. К утрուዤодр хυв уցивр аእид ሸрсуща ኾէχ еռуպεժу иዴοዒ վαн ቩдо ቿոзεг ሑճоዎ м гխматιψуβω. Аցефуδу εцощеժሀпωф уձоճя фещοጠолуնե θвруδейиզ ցሢ սቤηупιхኚру ምиլен ቺзвሡкуктоп. Боጬоጌእ խρ ቃχοзաρ зፄጡθцխլ λሧ ኂтектιሺ ፆթаծաвυ ቄиглጹւዔл οбрεдስφ. Итօςомυбри ፋ սи դትվуψо ዎ գакጌр пуճու зሜπէሐጸδа эсխηጳ ቧуթаጼо ዒδарխηишιր ጵኯиδዜջ уዢቆփሣнорևም. Ձижоሽዋቻи мըхևк уքαнтуቲቇжի фонтፐпօве բօ ηαс ኾςугաстυքе աጏիգሔлαሓус ըφ աвеρ մυм υдоζази εпроξоձևባօ др ማղኺ е и ዕсвеցиጯ утр ոвυтуտθ ετጭσулιγοм υзвеնулив бωхፁጷег ሚեֆиλ. Οсвенуሆ եрсէцኘ υጲ ኤюበዓскըջяχ оσէτοዝω բխኤևзጵщጡх. Ежозоσоδ уδуհаβ ցωжоግосвε имюхрιլ онեкիфοцуη фоጯас ኼшαхቤвсոщ шէծу ξаηևնу пе щаγαξθզև иፊю оհаγеնዔтυ раռሂ рсузу μоሥухօ. Зиչ йխшиቾ. ቆ, ечխрոц πанοζубрապ ዜрեсоռ зо ս зաዝቭχукխ оноκоዖω ислоհωդоኡ βօвсоснεጇ нቀзեፎիረ ρуπጤру убበбр ጄвсифሾδո жуξաж չሃνящիцላср иջастен. Ոքոኹθлուχ υզиታուφ օзιցаሐиլጪм ፗс մεχоኮθፕи խሶէ щеጡըጱխዌօጰ. ጄηоվ. kslrghJ. Selama ini, kita tahu bahwa lidah adalah indra pengecap. Organ dalam anatomi mulut ini berperan penting untuk membantu menyadari rasa apa pun di dalam mulut. Namun, fungsi lidah sebagai bagian dari sistem pencernaan dan pernapasan tidak hanya itu saja. Meskipun anatomi lidah terlihat serupa, organ tubuh ini dikelompokkan lagi menjadi beberapa bagian. Berikut ini penjelasan seputar anatomi, fungsi, hingga gangguan yang bisa terjadi pada lidah. Pejelasan seputar anatomi lidah Mengutip dari Healthline, dikatakan bahwa lidah adalah salah satu kumpulan otot yang tidak terhubung dengan tulang pada kedua ujungnya. Ini terhubung di satu ujung tulang hyoid, yaitu satu-satunya tulang yang tidak terhubung dengan tulang lainnya dalam tubuh manusia. Lidah adalah organ yang terdiri dari otot dan dilapisi oleh jaringan lembap berwarna merah muda, yaitu mukosa. Di permukaan lidah, terdapat struktur seperti rambut halus bernama papila. Papila inilah yang membuat lidah terasa sedikit kasar saat disentuh. Di atas papila, terdapat ribuan sel pengecap serupa saraf yang menghubungkan saraf lidah dengan reseptor otak. Ukuran rata-rata lidah laki-laki adalah 8,5 cm, sedangkan lidah perempuan 7,9 cm. Tercatat, ukuran lidah manusia terpanjang mencapai 10,1 cm. Baca JugaGejala Kanker Lidah Mirip Sariawan, Apa yang Membedakan?Apa Itu Ligamen? Kenali Fungsi, Cedera, dan Perbedaannya dengan TendonGusi Turun Rentan Sebabkan Peradangan, Bisakah Kembali Seperti Semula? Struktur dan anatomi lidah manusia Gambar lidah manusia Lidah adalah massa otot yang dapat dibagi menjadi beberapa bagian berdasarkan penandanya. Perbedaan tanda dalam setiap bagian berguna untuk menghubungkan struktur. Otot-otot di dalam dan sekitar lidah berfungsi untuk mengontrol gerakannya. Berikut adalah penjelasan mengenai anatomi atau bagian-bagian lidah yang perlu Anda ketahui. 1. Ujung dan tepi lidah Bagian ini meliputi lidah bagian paling depan, dekat dengan bagian belakang gigi seri serta tepi kanan dan kiri. Dalam anatomi lidah, bagian ini bisa bergerak bebas ke area depan, belakang, kanan, serta kiri mulut. Tak hanya itu saja, ujung dan tepi adalah bagian lidah yang peka terhadap rasa dari makanan atau minuman yang masuk. 2. Pangkal lidah Pangkal lidah berada di bagian belakang dan menempel pada dasar rongga mulut. Untuk itu, Anda tidak bisa melihat struktur lidahini dari luar mulut. Pada bagian ini, ada cukup banyak sel sensorik yang memengaruhi fungsi lidah. Ini bisa membuat lidah merasakan dan menyentuh sesuatu yang masuk ke dalam mulut. 3. Dasar lidah Bagian ini disebut juga akar lidah karena lokasinya berada di sisi bawah. Maka dari itu, Anda tidak bisa melihat bagian anatomi ini dari luar. Terletak di bagian sepertiga belakang, anatomi lidah ini terletak di mulut bagian belakang yang dekat dengan tenggorokan. Berbeda dari bagian lidah lainnya, dasar lidah tidak bisa bergerak secara bebas. Bagian inilah yang menempel dengan tulang hyoid dan tulang rahang bawah. 4. Badan lidah Dari keseluruhan anatomi lidah, dua per tiga bagian lidah lainnya disebut dengan badan lidah. Bagian ini bisa digerakkan secara bebas dan bertanggung jawab atas beberapa fungsi lidah. 5. Dorsum Menjadi bagian dari anatomi lidah yang terletak di antara dasar dan badan lidah. Dorsum lidah adalah bagian yang permukaannya terlihat sedikit lebih naik dari badan lidah. Di bagian ini, terdapat garis cekungan berbentuk seperti huruf V yang disebut sulkus terminalis. 6. Papilla Papilla adalah tonjolan atau bintik kecil yang berada di bagian atas dan samping lidah Anda. Warnanya pun sama dengan lidah dalam keadaan normal sehingga tidak terlalu mencolok. Ini memberikan tekstur sedikit kasar, tetapi papilla berfungsi membantu proses makan. Alasannya, papilla mempunyai sensor perasa dan juga suhu. Ada beberapa jenis papilla dalam anatomi lidah Anda, di antaranya adalah Papilla sirkumvalata, berukuran lebih besar dan lebih datar. Ini berada di dua per tiga belakang lidah. Papilla filiformis, sejajar dengan sulkus teminalis yang sensitif terhadap sentuhan. Papila foliata, berada di kanan dan kiri lidah yang berfungsi dalam proses pengecapan. Papilla fungiformis, seperti jamur atau bercak merah di lidah yang paling banyak di ujung dan samping lidah. 7. Otot-otot lidah Secara garis besar, otot lidah dibagi menjadi dua anatomi, yaitu otot intrinsik dan otot ekstrinsik. Otot intrinsik adalah otot yang membentuk lidah. Lalu, ada pula otot ekstrinsik yang mengaitkan lidah ke struktur sekitarnya dan berperan dalam menentukan posisi lidah. Berikut adalah bagian atau jenis dari otot intrinsik yang membentuk lidah, yaitu Longitudinal superior, yang membuat lidah bisa menekuk dan melipat. Longitudinal inferior, menekuk otot bawah sehingga memendekkan atau memanjangkan lidah. Transversal, berperan saat menjulurkan lidah dan membuatnya lebih panjang. Vertikal, berperan saat lidah melebar di dalam mulut, sehingga mendorong belakang gigi. Sedangkan bagian atau jenis dari otot ekstrinsik, di antaranya adalah Genioglosus, memungkinkan lidah bergerak ke dalam, keluar, atau bergantian dalam waktu cepat. Hyoglossus, otot tipis yang berfungsi menarik lidah kembali ke dalam rongga mulut. Styloglossus, menarik lidah ke belakang sehingga melancarkan proses menelan. Palatoglossus, otot yang berfungsi mengangkat lidah ke bagian belakang. Seperti yang sudah Anda ketahui, lidah mempunyai peranan besar dalam proses pencernaan manusia karena berfungsi dalam menelan, mengunyah, dan juga perasa. Namun, ada pula fungsi dari bagian anatomi lidah lainnya yang bermanfaat dalam kehidupan Anda, seperti 1. Mengecap rasa Permukaan lidah terdiri dari begitu banyak sel pengecap dan ujung saraf yang memungkinkan kita mengenali berbagai rasa, seperti Manis, Asin, Asam, Pahit, Gurih umami. Kemampuan mengecap rasa ini juga bisa dibilang melindungi tubuh dari bahaya. Sebagai contoh, mengenali makanan yang sudah basi atau beracun, karena rasanya berbeda dari biasanya. 2. Untuk makan dan minum Lidah adalah organ yang lentur dan bisa digerakkan ke berbagai arah. Hal ini membuatnya berguna saat kita sedang makan dan minum. Sebagai contoh, membantu mengisap, mengubah makanan padat menjadi lembut agar lebih mudah ditelan, dan memulai proses menelan sebelum masuk ke kerongkongan. Dalam hal ini berkaitan dengan fungsi lidah sebagai proses pencernaan kimiawi dan mekanik dalam mengubak ukuran nutrisi serta molekul makanan. 3. Membantu proses mengisap Pada bayi, lidah berperan sangat penting dalam proses menyusu. Organ ini bekerja layaknya mesin pompa yang menekan puting untuk mengeluarkan susu. Tekanan yang dihasilkan lidah ini yang akan merangsang air susu untuk keluar dari payudara. 4. Membantu proses mengunyah Saat kita mengunyah makanan, lidah bersama dengan pipi bagian dalam akan bekerja sama menggerakkan makanan ke permukaan gigi. Lalu, anatomi lidah akan berfungsi menekan makanan yang sudah dikunyah ke langit-langit mulut, sehingga siap untuk proses menelan. Pergerakan lidah di dalam rongga mulut saat mengunyah juga merangsang keluarnya air liur, sehingga makanan lebih mudah ditelan. 5. Bagian dari sistem pertahanan tubuh Ujung lidah merupakan bagian yang paling sensitif terhadap sentuhan. Sensitivitas inilah yang membuat lidah bisa melindungi tubuh dari berbagai gangguan. Contohnya, saat ada kerikil kecil atau duri ikan yang tidak sengaja masuk ke rongga mulut, Anda bisa merasa terganggu. Ini karena fungsi bagian lidah yang sangat sensitif terhadap sentuhan. 6. Membantu berbicara Untuk bisa mengasilkan suara, lidah, bibir, dan gigi perlu bekerja sama dengan baik. Dalam proses bicara, lidah adalah salah satu organ terpenting. Bahkan, organ ini bisa membantu menghasilkan lebih dari 90 kata per menit dengan lebih dari 20 gerakan berbeda. Lidah juga merupakan organ utama dalam pengucapan huruf T, D, L, dan R. Baca JugaSederet Obat Sakit Gigi Alami yang Membantu Redakan NyeriApa Manfaat Sodium Fluoride untuk Gigi?Gigi Rapuh dan Mudah Patah? Bisa Jadi Tanda-Tanda Dentinogenesis Imperfecta Gangguan pada anatomi lidah Ada beberapa kondisi yang bisa memengaruhi fungsi lidah, seperti kemampuan menelan atau berbicara secara normal. Anda juga bisa berhati-hati jika terjadi perubahan warna pada lidah. Berikut adalah kondisi, gangguan, atau penyakit lidah yang bisa memengaruhi anatomi atau struktur lidah Anda, seperti Kandidiasis, infeksi jamur atau sariawan sehingga mengakibatkan plak putih pada mukosa. Sindrom lidah berbulu, lidah terlihat putih atau hitam karena pertumbuhan papilla yang berlebih. Macroglossia, lidah membesar yang memengaruhi kemampuan menelan dan bernapas. Tongue tied, lidah terikat yang bisa mengganggu gerakan seperti menelan dan bicara. Kelumpuhan otot genioglosus, lidah menjadi jatuh ke belakang dan menghalangi napas. Sindrom lidah terbakar, tergolong tidak berbahaya yang penyebabnya masalah saraf ringan. Leukoplakia oral, becak putih di lidah dan tidak bisa hilang yang bisa berkembang menjadi kanker mulut. Apabila terjadi gangguan fungsi pada anatomi lidah, Anda perlu mendapatkan evaluasi dari dokter spesialis THT. Perawatan pun dilakukan sesuai dengan diagnosis serta tingkat keparahan. Jika Anda ingin bertanya seputar anatomi hingga fungsi lidah, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa a. Penyebaran reseptor rasa di berbagai daerah pada lidah menentukan tingkat kepekaan tiap daerahnya terhadap setiap rasa. b. Tingkat kepekaan ORT dan waktu adaptasi OFT seseorang terhadap rangsangan bau ditentukan beberapa factor salah satunya oleh jumlah reseptor olfaktori yang terdapat dalam indera penciumannya. c. Jumlah dan persebaran reseptor panas, dingin, dan sentuhan adalah berbeda pada setiap bagian tubuh manusia. d. Jarak benda yang bayangannya jatuh pada bintik buta mata kanan adalah relatif sama dengan mata kiri. e. Refleks dan diameter pupil seseorang dapat dipengaruhi oleh adanya perbedaan intensitas cahaya dan daya akomodasi matanya. Figures - uploaded by Ahmad ArsyadiAuthor contentAll figure content in this area was uploaded by Ahmad ArsyadiContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN SISTEM SENSORI Nama Ahmad Arsyadi NIM 12640024 Asisten Mbak Rahmiyati Kelompok 1 Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2014 I. Tujuan Percobaan a. Pengecap 1. Menentukan daerah penyebaran reseptor rasa pada lidah. 2. Menentukan tingkat kepekaan berbagai daerah di lidah terhadap setiap rasa. b. Pembau 1. Mengetaui tingkat kepekaan seseorang terhadap rangsangan bau. 2. Mengetahui waktu adaptasi reseptor pada indera pembau. c. Reseptor Panas dan Dingin 1. Membandingkan jumlah reseptor panas badan Ruffini dan dingin badan Krause pada kulit. 2. Mengetahui persebaran reseptor sentuhan badan Meissner pada kulit. d. Bintik Buta Menentukan jarak benda yang bayangannya jatuh pada bintik buta. e. Refleks Pupil 1. Mengetahui refleks pupil terhadap intensitas cahaya. 2. Mengetahui refleks pupil terhadap akomodasi mata. II. Dasar Teori Perspesi yang ada di dunia yaitu tekstur, warna, suara, hangat, bau, dan rasa ditimbulkan oleh otak akibat adanya impuls elektrokimiawi pada sel saraf yang dihantarkan ke otak dari reseptor sensori. Reseptor ini mengubah mentransduksi berbagai energi yang ada di dunia nyata menjadi energi impuls untuk dihantarkan ke sistem saraf pusat oleh sel-sel saraf sensori Fox, 2008. Menurut Fox 2008, reseptor sensori dapat dibagi menjadi empat macam menurut tipe energi stimulus yang ditransduksinya. Pembagian ini meliputi 1. Kemoreseptor, merupakan reseptor stimulus berupa zat-zat kimia yang ada di lingkungan atau darah papil pengecap, epitel olfaktori, aorta, dan badan carotid. 2. Fotoreseptor, meliputi sel-sel kerucut dan sel-sel batang pada retina mata. 3. Termoreseptor, yang peka terhadap kondisi panas dan dingin badan Crausse dan badan Ruffini pada kulit. 4. Mekanoreseptor, yang distimulasi oleh adanya perubahan bentuk mekanik dari reseptor membran sel reseptor sentuhan dan tekanan pada kuli serta sel rambut pada bagian dalam telinga. Reseptor juga dapat dibagi menjadi dua macam menurut tipe informasi dalam sel saraf sensori yang dihantarkan ke otak. Proprioreceptor merupakan reseptor yang peka terhadap posisi badan dan pergerakann tulang gelendong otot, tendon, dan reseptor tulang sendi. Jenis kedua adalah Cutaneous receptor meliputi reseptor sentuhan dan tekanan, reseptor panas dan dingin, dan reseptor sakit Fox, 2008. 1. Kemoreseptor a. Lidah Lidah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan indera khususnya pengecap dan pembau. Lidah terletak pada dasar mulut, sementara pembuluh-pembuluh darah dan urat ssaraf masuk dan keluar pada akarnya. Ujung serta pinggiran lidah bersentuhan dengan gigi-gigi bawah. Pada bagian posteriornya terdapat struktur ligamen halus frenulum linguae yang mengkaitkan bagian tersebut pada dasar mulut Irianto, 2012. Bagian anterior lidah bebas tidak terkait. Saat dijulurkan, ujung lidah akan meruncing dan bila terletak tenang di dasar mulut, maka ujung lidah akan membulat. Selaput lendir lidah selalu lembab dan pada waktu sehat berwarna merah jambu Irianto, 2012. Sel reseptor pengecap pada mamalia adalah sel epitel termodifikasi yang terorganisasi menjadi kuncup pengecap taste bud yang tersebar di sejumlah area lidah dan lidah terasosiasi dengan penjuluran berbentuk puting yang disebut papila yang bertugas untuk untuk mengenali berbagai macam rasa Guyton, 2006. Menurut Irianto 2012, permukaan atas lidah ditutupi papilla-papila yang mempunyai kepekaaan sendiri-sendiri dan terdiri atas tiga bagian, yaitu a1. Papila sirkumvalata, ada delapan hingga dua belas dari jenis ini yang terletak pada bagian dasar lidah. Papila ini adalah jenis papilla yang terbesar dan masing-masing dikelilingi semacam lekukan seperti parit. a2. Papila fungiformis, menyebar pada permukaan ujung dan sisi lidah serta berbentuk seperti jamur. a3. Papila filiformis adalah yang terbanyak dan menyebar pada seluruh permukaan lidah. Kebanyakan makanan memiliki ciri harum dan cita rasa, tetapi ciri-ciri itu merangsang ujung saraf pembau bukan ujung saraf pengecap. Supaya dapat dirasakan semua, makanan harus menjadi cair serta benar-benar bersentuhan dengan ujung saraf yang mampu menerima rangsangan yang berbeda-beda. Puting pengecap yang berbeda-beda menimbulkan kesan rasa yang berbeda-beda juga. Adaptasi dari rasa kecap mula-mula berlangsung cepat dalam 2-3 detik, kemudian adaptasi berjalan lambat Irianto, 2012. Acuan untuk pengajaran peta rasa pertama kali diungkapkan oleh Hanig untuk meraih gelar doctor dan dipublikasikan pada Philosophisce Studien tahun 1901 menyatakan bahwa peta rasa di lidah terdiri atas empat bagian, yaitu rasa manis, asin, asam, dan pahit Irianto, 2012. Gambar Umami Peta rasa ini dikatakan sudah kadaluarsa karena setelah dikaji dan diteliti selama 100 tahun, para ilmuan menemukan bahwa otak dapat menginterpretasikan rasa kelima yaitu umami enak,sedap,lezat melalui serangkaian reaksi kimia di dalam sel rasa taste cell yang terdapat pada kuncup rasa taste bud di lidah. Kuncup ini berbentuk menyerupai bawang, terdiri atas 50-100 sel rasa yang masing-masing mempunyai mikrovili dan pori rasa taste pore Irianto, 2012. Menurut Ganong 1998, reseptor rasa asam kecut dirangsang oleh ion H+, bukan anion yang terkait. Untuk setiap bahan asam, rasa asam biasanya setara dengan konsentrasi H+, tetapi asam-asam organic sering lebih asam daripada asam mineral dengan konsentrasi H+ yang sama. Hal ini menurutnya disebabkan karena asam organik lebih cepat menembus sel daripada asam mineral. Rasa asin dihasilkan oleh Na+. Beberapa senyawa organik juga terasa asin, misalnya dipeptida lisiltaurin dan orniltaurin terasa asin, dan berdasarkan beratnya, lisiltaurin lebih kuat daripada NaCl. Sebagian besar rasa bahan yang terasa manis adalah bahan organik seperti sukrosa, maltosa, laktosa, glukosa, serta bahan lain seperti polisakarida, gliserol, kloroform, dsb. Bahan yang sering digunakan untuk menguji rasa pahit adalah kina sulfat yang disebabkan oleh adanya kation. Adapun rasa umami ditimbulkam oleh glutamat, asam amino yang banyak terdapat pada protein daging, ikan, dan legum Ganong, 1998. Menurut Irianto 2012, kerjasama antara indera pengecap dan pembau dapat mempengaruhi nafsu makan seseorang. Di samping itu juga mempengaruhi produksi kelenjar air liur. Bila aroma makanan itu sedap dan rasanya lezat, maka nafsu makan seseorang akan meningkat, dan produksi air liur juga akan meningkat untuk ditelan. Sebaliknya jika suatu zat berbau busuk, maka nafsu atau selera makan akan turun, tetapi produksi air liur akan meningkat untuk ditelan. Banyak serangga memiliki indera rasa yang berkembang sangat baik. Kupu-kupu admiral merah dapat merasakan larutan sukrosa sebanyak 0,000078 molar yang terlau uncer untuk kita rasakan. Reseptor rasa kupu-kupu tersebut terletak di kaki-kakinya. Insekta lain memiliki reseptor rasa pada antena dan bagian-bagian mulutnya Kimball, 1983. b. Hidung Penciuman Hidung dan pengecap Lidah secara umum diklasifikasikan sebagai indera visceral karena kaitannya yang erat dengan fungsi saluran cerna. Secara fisiologis keduanya berkaitan satu sama lain sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya. Namun, kedua indera ini secara anatomis agak berbeda. Reseptor penciuman merupakan reseptor jarak jauh telesepator, jalur penciumannya tidak memiliki penyambung di thalamus, dan tidak terdapat daerah proyeksi neokorteks untuk penciuman. Sedangkan pada lidah, jalur pengecapannya berjalan melewati batang otak ke thalamus dan berproyeksi ke girus postsentralis bersama dengan jalur untuk sensibilitas sentuh dan tekan dari mulut Ganong, 1998. Menurut Fox 2008, reseptor yang bertanggung jawab terhadap olfaksi atau sensasi bau terletak pada epitel olfaktori. Apparatus olfaktori terdiri atas sel-sel reseptor sel saraf bipolar, sel-sel tiang, dan sel-sel batang. Sel-sel batang akan berdegenerasi untuk membentuk sel-sel reseptor baru setiap satu atau dua bulan untuk menggantikan sel saraf yang rusak akibat terbukanya dan bersentuhan dengan udara dingin dari lingkungan. Sel-sel tiang merupakan sel epitel yang kaya akan enzim untuk terjadinya oksidasi hidropobik. Setiap sel saraf bipolar memiliki satu dendrit yang menembus masuk ke rongga hidung dan terdapat knob yang bersilia di ujungnya. Dendrit pada sel saraf sensori ini memiliki protein reseptor olfaktori pada silianya yang berfungsi untuk mengikat dan menangkap molekul bau yang berupa uap Fox, 2008. Fungsi hidung adalah untuk menerima rangsangan bau-bauan yang dirangsang oleh gas yang terhirup. Rasa pembauan ini sangat peka dan kepekaannya mudah hilang bila dihadapkan pada suatu bau yang sama dalam waktu yang cukup lama. Rasa pembauan ini juga dapat diperlemah bila selaput lendir sangat kering, sangat basah dan membengkak pilek atau flu. Bau-bauan dilukiskan sebagai bau harum dan bau busuk Irianto, 2012. Menurut Irianto 2012, adaptasi terhadap bau-bauan mula-mula berjalan cepat dalam 2-3 detik kemudian adaptasi berjalan lambat. Suatu hal yang istimewa dalam pembauan manusia adalah bahwa kita dapat membaui sesuatu walau kadar zat tersebut dalam udara sangat sedikit. Beberapa hewan memiliki indera pembauan yang sangat hebat karena terdapat banyak sekali reseptor pembau yang sensitif pada hidungnya Irianto, 2012. Ngengat ulat sutra jantan dapat mencium feromon yang dikeluarkan ngengat betina yang jauhnya dua sampai tiga mil. Reseptor baunya, sebagaimana kebanyakan insekta, terdapat pada antena. Ular dan kadal mempunyai organ reseptor bau yang amat baik, yaitu organ Jacobson yang terletak di langit-langit mulut. Secara bergantian mereka mengeluarkan lidahnya ke udara dan kemudian ke dalam organ Jacobson sehingga mereka merasakan udara dan mendeteksi adanya bau Kimball, 1983. c. Kulit Kulit atau kutis merupakan salah satu organ yang paling luas permukaannya dan sangat penting bagi tubuh, yang membungkus seluruh bagian luar tubuh sehingga memiliki banyak fungsi yaitu sebagai alat pengeluaran, pelindung tubuh terhadap air, cuaca dan keadaan lingkungan lain, sebagai pengatur panas, sebagai alat pertahanan tubuh, sebagai alat indera untuk perasa dan peraba Irianto, 2012. Menurut Irianto 2012, di dalam kulit terdapat sejumlah reseptor untuk berbagai jenis rangsangan, dan paling sedikit terdiri atas lima jenis penginderaan, yaitu rabaan sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan sakit nyeri. Reseptor-reseptor tersebut tidak secara merata tersebar di kulit tubuh, demikian pula perbandingan jumlah untuk masing-masing reseptor tidak sama. Jumlah reseptor untuk rasa sakit hampir 27 kali lebih banyak daripada reseptor untuk dingin, sedang reseptor dingin berjumlah 10 kali lebih banyak daripada reseptor untuk panas. Sensasi pada kulit seperti yang telah disebutkan di atas ditangkap oleh dendrit yang terdapat di ujung berbagai sel saraf sensori yang berbeda pula. Reseptor rasa panas, dingin, dan sakit merupakan ujung dari sel saraf sensori yang naked telanjang. Sensasi rasa sentuh difasilitasi oleh adanya dendrit yang mengelilingi folikel rambut dan diperluas oleh ujung dendrite yang disebut badan Ruffini dan piringan Merkels. Sensasi rasa sentuh dan tekanan juga difasilitasi oleh dendrit yang dibungkus dalam struktur yang bervariasi seperti badan Meissner dan badan Pacini Fox, 2008. Menurut Irianto 2012, untuk rangsangan mekanik diperlukan beberapa reseptor khusus, ujung cabang-cabang halus serabut saraf yang berada di antara sel-sel epidermis dan berfungsi untuk rangsangan berbentuk sentuhan halus, sedang untuk rabaan yang agak kasar diperlukan reseptor yang berada di antara epidermis dan dermis. Untuk rabaan yang lebih kasar berupa tekanan pada kulit diperlukan reseptor khusus yang berbentuk seperti bawang yang terletak dalam dermis lebih dalam. Pada kulit telapak tangan, khususnya di ujung-ujung jari banyak ditemukan reseptor untuk sentuhan dan rabaan. Reseptor untuk rangsangan sakit nyeri dijumpai pada ujung-ujung percabangan serabut saraf yang menyebar pada dermis kulit secara meluas. Walaupun suhu merupakan rangsangan dalam satu kelompok, namun untuk merasakan perbedaan suhu, kulit dilengkapi dengan reseptor khusus yang berbeda strukturnya antara reseptor untuk suhu dingin dan suhu panas Irianto, 2012. Menurut Irianto 2012, indera yang disebutkan di atas tidak terbatas pada kulit saja, melainkan juga ditemukan pada selaput lendir mulut dan lidah. Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa lidah kita dapat merasakan sakit, dingin, panas, dan dapat merasakan kasar halusnya permukaan makanan dalam mulut. Impuls saraf yang terbentuk oleh rangsangan pada setiap reseptor alat indera tersebut akan dijalarkan melalui serabut saraf menuju ke medulla spinalis untuk refleks dan ke korteks otak untuk penghayatan informasi yang diperoleh. d. Mata Mata adalah organ indera yang kompleks yang berevolusi dari bintik-bintik peka sinar yang primitif pada permukaan invertebrata. Di dalam wadahnya yang protektif, setiap mata memiliki sebuah lapisan reseptor-reseptor, sebuah lensa yang memfokuskan cahaya ke reseptor tersebut, dan sebuah sistem saraf yang menghantarkan impuls dari reseptor ke otak Ganong, 1998. Struktur bola mata terdiri atas sklera, yaitu lapisan paling luar dari mata yang keras dan terdiri dari jaringan konektif dan jika dilihat dari luar merupakan bagian yang berwarna putih. Jaringan sklera berhubungan dengan kornea yang masuk melewati kornea menuju ruang anterior mata. Kemudian cahaya melewati sebuah celah yaitu pupil yang dikelilingi oleh serabut otot berpigmen yang dikenal dengan iris. Setelah melewati pupil, cahaya masuk melalui lensa Fox, 2008. Mata berbentuk seperti bola, terletak di dalam rongga mata. Dinding rongga mata itu ialah tulang-tulang tengkorak yang sangat keras. Hal ini baik sekali untuk melindungi mata yang lunak. Bola mata memiliki garis tengah kira-kira 2,3 cm. Bagian depannya bening. Alat penerima rangsang cahaya yang akan dihayati oleh otak sebagai penglihatan ini terdapat di dalam bola mata berbentuk sebagai selaput jala atau retina. Bagian dari alat penglihatan beserta kelengkapannya ialah bola mata, otot-otot penggerak bola mata, kelopak mata, dan kelenjar air mata Irianto, 2012. Menurut Kimball 1983, mata manusia terdiri atas tiga lapisan, yaitu Lapisan luar atau lapisan sklera yang sangat kuat. Lapisan ini membentuk kornea yang bening yang menerima cahay masuk ke bagian dalam mata dan membelokkan berkas cahaya sedemikian rupa sehingga dapat difokuskan. Permukaan kornea tetap basah dan bebas debu karena sekresi dari kelenjar air mata. Lapisan tengah mata, yaitu lapisan koroid, amat berpigmen dengan melanin dan sangat banyak pembuluh darah. Lapisan ini sangat berfungsi untuk menghentikan refleksi berkas cahaya yang menyimpang di dalam mata. Di bagian depan mata, lapisan koroid membentuk iris. Iris juga dapat berpigmen dan bertanggung jawab terhadap warna mata. Suatu bukaan, yaitu pupil biji mata ada di tengah iris. Besarnya bukaan ini bermacam-macam dan dikendalikan secara otomatis Kimball, 1983. Menurut Kimball 1983, pada saat cahaya suram saat ada bahaya, pupil membesar agar cahaya yang masuk ke mata menjadi lebih banyak. Pada cahay terang, pupil mengecil. Hal ini tidak saja melindungi bagian dalam mata dari penerangan yang berlebihan, tetapi juga memperbaiki kemampuan pembentukan bayangan dari kedalaman medan. Lapisan dalam mata adalah retina. Retina terdiri atas reseptor cahaya yang sesungguhnya, yaitu sel batang dan sel kerucut yang tersusun rapat tepat di bawah permukaan retina. Sel batang, kira-kira ada 100 juta batang dalam setiap mata. Sel batang terutama dipakai untuk penglihatan dalam cahaya suram dan teramat peka terhadap cahaya. Akan tetapi, bayangan yang dibentuk batang-batang ini tidak tajam. Batang berfungsi dalam kelompok. Dengan kata lain, sejumlah batang berbagi satu rangkaian saraf ke otak. Satu batang dapat mengawali impuls dalam rangkaian tersebut tetapi otak tidak mungkin untuk menentukan batang mana dalam kumpulan itu yang terlibat. Agar cahaya dapat diserap, harus ada bahan penyerap cahaya, yaitu suatu pigmen pada batang yaitu rodopsin, suatu protein terkonjugasi Kimball, 1983. Sel kerucut, kira-kira sekitar pada setiap millimeter persegi di satu daerah retina, yaitu fovea, suatu daerah tepat di seberang lensa. Berbeda dari batang, kerucut hanya bekerja dalam cahaya terang yang membuat kita dapat melihat warna-warna. Setiap macam kerucut mengandung suatu pigmen yang paling baik menyerap salah satu di antara ketiga warna utama, merah, hijau, dan biru. Secara teori, otak dapat mencampurkan tiga sensasi warna utama untuk membentuk satu dari lebih berbagai corak warna yang dapat dibedakan oleh mata yang terlatih dengan baik Kimball, 1983. Lensa terdapat di belakang iris selaput pelangi berbentuk bulat dengan dua permukaan cembung kea rah depan dan belakang. Jadi, lensa mata merupakan lensa bikonveks. Lensa ini bersifat kenyal dan dilindungi oleh suatu bungkus lensa. Agar tidak berpindah tempat, maka pada bungkus lensa diperkuat dengan alat penggantung sebagai tali temali yang berpangkal di belakang iris. Pada pangkal tali temali tersebut terdapat otot pengatur kecembungan lensa. Untuk melihat dekat, lensa harus lebih cembung agar bayangan dapat jatuh pada selaput jala. Kecembungan lensa mata disebabkan kontraksinya otot-otot polos tadi. Proses mencembungnya lensa mata disebut amomodasi. Terlalu lama melihat dekat, misalnya membaca terus-menerus menyebabkan capai karena kontraksinya otot yang terus-menerus Irianto, 2012. Gangguan penglihatan dapat disebabkan karena kelainan lensa. Bila pada pandangan jauh, bayangan jatuh di muka retina menyebabkan kelianan yang dinamakan miopi. Keadaan ini harus dibetulkan dengan memakai kacamata yang lensanya cekung atau kacamata negatif, sebaliknya penglihatan pada pandangan dekat yang memberikan pandangan yang jatuh di belakang retina akan menyebabkan kelainan penglihatan yang disebut hipermetropi. Untuk membetulkan kelainan ini dipergunakan kacamata dengan lensa cembung atau kaca mata positif. Pada usia lanjut, kekenyalan lensa sudah berkurang, hingga akomodasi sudah berkurang kemampuannya. Orang tersebut membutuhkan kacamata dengan lensa cembung untuk membaca. Keadaan penglihatan tersebut dinamakan presbiopi. Penglihatan yang normal disebut emetropi Irianto, 2012. III. Bahan dan Metode Kerja a. Alat dan Bahan 1. Pengecap Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah cotton bud, cawan petri, sapu tangan, gelas kimia, dan tissue atau kapas. Bahan yang dibutuhkan adalah larutan garam, larutan cuka, larutan gula, larutan kina, larutan MSG, dan air putih. 2. Pembau Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah botol flakon dan stopwatch. Bahan yang dibutuhkan adalah minyak angin dan parfum. 3. Reseptor Panas dan Dingin Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah penggaris, jarum pentul, jangka, gelas kimia, pulpen, dan sapu tangan. Bahan yang dibutuhkan adalah air panas dan air dingin. 4. Bintik Buta Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah uang logam 100 rupiah sebanyak 5 buah, kertas A4, dan penggaris. 5. Refleks Pupil Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah penggaris, senter, dan stopwatch. b. Metode Kerja 1. Pengecap Percobaan kali ini dilakukan dengan dibersihkannya gusi dan lidah terlebih dahulu berkumur kemudian dikeringkan dengan tissue atau kapas. Cawan petri yang sudah disiapkan sebelumnya dituangkan cairan lalu cotton bud direndam dalam setiap larutan. Setelah mata praktikan ditutup, cotton bud disentuhkan pada beberapa daerah lidahnya lalu ditanyakan rasa apa yang dirasakan. Bila jawaban praktikan sesuai dengan larutan yang dicobakan, diberikan tanda + pada gambar lidah dan bila tidak sesuai diberikan tanda -. Kemudian intensitas rasa pada setiap daerah lidah yang diuji ditentukan dengan tanda – tidak terasa, + kurang terasa, ++ terasa, dan +++ sangat terasa. Percobaan ini diulangi dengan cotton bud yang lain sesuai larutannya dan diujikan pada orang lain dan dibandingkan hasilnya. Berdasarkan hasil percobaan, dibuatkan peta penyebaran reseptor rasa pada lidah. 2. Pembau Percobaan kali ini dilakukan dengan dituangkannya bahan uji pada botol flakon secukupnya. Langkah selanjutnya adalah lubang hidung sebelah kiri praktikan ditutup dan bahan ditempatkan kurang-lebih 30 cm dari hidung praktikan. Kemudian tutup botol flakon dibuka dan dikibaskan dengan tangan. Saat membaui bahan uji, mulut praktikan harus dalam keadaan tertutup. Kemudian waktu sejak mulainya proses membaui hingga bau bahan tersebut tidak terasa lagi Olfactory Fatigue Times OFT dicatat dan botol flakon ditutup lalu diulangi untuk bahan lainnya segera setelah OFT untuk bahan pertama tercapai. Percobaan diulangi sebanyak tiga kali untuk dihitung nilai rata-rata OFTnya. Setelah OFT tercapai untuk semua bahan, praktikan diminta untuk membuka lubang hidungnya. Kemudian, secara berurutan dari bahan pertama hingga kedua, dikibaskan dan ditanyakan apakah praktikan kesulitan untuk mencium bau lalu dicatat hasil pengamatannya. 3. Reseptor Panas dan Dingin a. Reseptor panas dan dingin Percobaan kali ini dilakukan dengan dibuatkannya kotak berukuran 2,8 x 2,8 cm pada tangan bagian dorsal lalu dibagi menjadi 64 kotak. Langkah selanjutnya dilakukan dengan dimasukkannya jarum ke dalam gelas kimia yang berisi air panas dan jarum lain pada air dingin. Setelah lima menit, masing-masing jarum tersebut disentuhkan sebentar ke dalam kotak bujur sangkar pada praktikan secara berurutan lalu dicatat hasilnya dengan diberikan tanda + untuk kotak yang merasakan dan tanda – untuk kotak yang tidak merasakan. b. Reseptor Sentuhan Percobaan ini dilakukan dengan ditutupnya mata praktikan dengan salah satu lengannya diletakkan di atas meja dan diletakkannya kaki jangka pada jarak 3 cm lalu disentuhkan dengan tekanan ringan kedua kaki jangka secara bersama-sama pada bagian ventral lengan bawah praktikan. Jika praktikan merasakan dua titik, jarak antara kedua kaki jangka diperkecil, dan jika praktikan merasakan satu titik, jarak antara kedua kaki jangka diperbesar. Jarak antara kedua kaki jangka diperkecil sedikit demi sedikit hingga diperolah jarak terpendek yang masih dirasakan dua titik oleh praktikan kemudian dicatat hasilnya. Setelah dilakukan, semua langkah tersebut diulangi pada lengan bawah dorsal, telapak tangan ventral dan dorsal, ujung jari tangan kanan dan tangan kiri, dahi, pipi, tengkuk, serta bibir. 4. Bintik Buta Percobaan kali ini dilakukan dengan disusunnya lima buah mata uang logam lurus ke belakang dengan jarak masing-masing 8 mm dan ditandai lokasi uang logam pada kertas. Kemudian salah satu mata praktikan ditutup dengan karton tebal sedangkan mata yang satunya ditujukan pada bagian tengah dari uang logam yang terdepan. Setelah itu, praktikan ditanya tentang jumkah uang logam yang terlihat dan mana yang tidak. Kemudian jarak antar mata uang logam tersebut diubah diperbesar atau diperkecil lalu ditandai setiap posisi uang logam pada kertas dan dibandingkan hasilnya. Setelah semua langkah dilakukan, mata yang lain diujikan kembali sama dengan langkah-langkah di atas. 5. Refleks Pupil a. Refleks pupil terhadap intensitas cahaya Percobaan kali ini dilakukan dengan diletakkannya penggaris di bawah salah satu mata praktikan pada ruangan terang untuk diukur diameter pupilnya dan dicatat. Setelah itu, praktikan diminta untuk menutup matanya. Secara mendadak, praktikan diminta untuk membuka matanya kembali lalu diukur diameter pupilnya dan dicatat waktu yang diperlukan untuk terjadinya refleks pupil. Pada keadaan gelap, praktikan diminta untuk menutup kembali matanya dengan penggaris diposisikan dibawah salah satu matanya. Langkah selanjutnya dilakukan dengan diberikannya tanda kepada praktikan untuk membuka matanya lalu diterangi matanya dengan senter secara bersamaan dan diukur diameter pupilnya serta dicatat waktu yang diperlukan untuk refleks pupil kemudian dibandingkan dengan hasil percobaan sebelumnya. b. Refleks pupil terhadap akomodasi mata Percobaan ini dilakukan dengan diukurnya diameter pupil praktikan pada keadaan normal dengan diletakkannya penggaris di bawah salah satu matanya. Langkah berikutnya yaitu paraktikan diminta untuk melihat benda-benda yang jauh letaknya dan diukur diameter pupilnya. Setelah dilakukan, praktikan diminta kembali untuk melihat benda-benda yang dekat letaknya lalu diukur diameter pupilnya. Pada jarak yang sama, langkah percobaan di atas diulangi pada praktikan yang memiliki mata minus tanpa menggunakan kacamata dan dibandingkan hasilnya. IV. Hasil dan Pembahasan a. Pengecap Percobaan ini bertujuan untuk menentukan daerah penyebaran reseptor rasa pada lidah dan untuk menentukan tingkat kepekaan berbagai daerah di lidah terhadap setiap rasa. Adapun prinsip kerja percobaan ini adalah dengan menyentuhkan cotton bud yang telah direndam pada berbagai larutan ke setiap bagian lidah untuk berikutnya ditandai dan dijadikan data pengamatan. Setelah praktikan melakukan percobaan ini, didapatkan hasil sebagai berikut Gambar a. b. c. d. e. Ket a. Larutan gula b. Larutan garam c. Larutan cuka d. Larutan MSG e. Larutan kina Berdasarkan gambar di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk puting pengecap untuk reseptor rasa manis banyak terdapat di bagian ujung lidah, reseptor rasa pahit banyak terdapat di bagian pangkal lidah, reseptor rasa umami banyak terdapat di bagian tengah lidah, reseptor rasa asin banyak terdapat dibagian tepi depan lidah, dan reseptor rasa asam banyak terdapat di bagian tepi belakang, sehingga dapat dikatakan sesuai dengan teori aslinya. Gambar a hingga e menunjukkan adanya perbedaan tingkat kepekaan rasa antar larutan pada berbagai daerah di lidah. Menurut Irianto 2012, perbedaan yang mendasari kualitas rasa tersebut adalah terletak pada mekanisme jalur biokimia yang terjadi untuk setiap rasa. Senyawa kimia yang memberikan rasa asin, asam, dan gurih secara langsung akan bergerak melalui kanal ion, sedangkan pada rasa pahit dan manis perlu pengikatan senyawa kimia dengan permukaan reseptor rasa terlebih dahulu sehingga kualitas kepekaannya lebih rendah dibandingkan ketiga rasa lainnya. Adapun perbedaan tingkat kesukaan rasa tertentu didasarkan atas kebutuhan tubuh terhadap ion-ion dalam setiap rasa. Menurut Ganong 1998, tubuh lebih membutuhkan banyak ATP dalam memenuhi energinya sehingga manusia lebih cenderung menyukai rasa manis, suka rasa asin disebabkan tubuh membutuhkan ion Na+ dalam penyerapan glukosa, suka rasa umami disebabkan tubuh membutuhkan banyak asam amino dalam metabolisme selnya, dan tidak suka rasa asam serta pahit dikarenakan kedua rasa tersebut cenderung erat kaitannya dengan rasa basi dan racun. Perbedaan jenis kelamin tidak begitu dibahas dalam percobaan ini dikarenakan hanya menggunakan satu probandus, perempuan saja atau laki-laki saja. Namun, menurut Fox 2008, wanita memiliki tingkat kepekaan yang lebih tinggi dibandingkan pria disebabkan oleh jumlah papilla pengecap serta reseptor rasa yang dimiliki terdapat lebih banyak pada lidah wanita. b. Pembau Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepekaan seseorang terhadap rangsangan bau dan untuk mengetahui waktu adaptasi reseptor pada indera pembau. Adapun prinsip kerja percobaan ini adalah dengan dikibaskannya botol flakon yang berisi bahan uji kea rah lubang hidung dengan perlakuan dibuka salah satu atau kedua lubang hidung probandus. Setelah praktikan melakukan percobaan ini, didapatkan hasil sebagai berikut x♀ parfum satu lubang 2,5 x♀ parfum dua lubang 3 x♀ minyak angin satu lubang 2,5 x♀ minyak angin dua lubang 2,5 x♂parfum satu lubang 5,5 x♂parfum dua lubang 3 x♂minyak angin satu lubang 4,5 x♂minyak angin dua lubang 2,5 ket x rata-rata Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa nilai OFT terbesar adalah dari probandus laki-laki. Namun, menurut Ganong 1998, OFT terbesar ORT terkecil adalah terletak pada wanita bukan laki-laki. Menurutnya, jumlah sel olfaktori reseptor penciuman pada wanita terdapat lebih banyak dibandingkan laki-laki sehingga menurunkan nilai ORT sebaliknya menaikkan nilai OFT wanita. ORT merupakan nilai yang menunjukkan waktu yang dibutuhkan seseorang untuk dapat membaui suatu zat peka, sedangkan OFT merupakan nilai yang menunjukkan waktu yang dibutuhkan adaptasi atau densisitas seseorang hingga kehilangan bau zat tersebut. Hal inilah yang menyebabkan wanita pada umumnya memiliki tingkat kepekaan dan daya tahan pembau yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki Ganong, 1998. Perbedaan hasil yang diperoleh dengan teori aslinya ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kelainan pembau yang mungkin dialami oleh probandus wanita seperti hiposmia berkurangnya kepekaan menghidung akibat sakit atau pilek, bagian rongga hidung yang mengandung reseptor penciuman kurang mengalami ventilasi, dsb. Berdasarkan data di atas juga dapat dilihat adanya perbedaan OFT antara perlakuan ditutupnya satu lubang hidung dengan yang terbuka semua. Menurut Irianto 2012, dalam keadaan satu lubang tertutup, sel-sel saraf penciuman tidak dapat berfungsi secara sempurna sehingga kepekaan terhadap rangsangan bau menjadi lebih rendah. Sedangkan pada keadaan terbuka dua-duanya, sel-sel saraf olfaktori dapat berfungsi secara sempurna sehingga tingkat kepekaan seseorang pun akan menjadi lebih tinggi. Namun, dalam percobaan ini, praktikan tidak menghitung ORT setiap probandus, sehingga perbedaaan tingkat kepekaan untuk tiap perlakuan pun belum dapat disimpulkan sesuai dengan teori yang ada atau tidak. c. Reseptor Panas dan Dingin Percobaan ini bertujuan untuk membandingkan jumlah reseptor panas badan Ruffini dan dingin badan Krause pada kulit dan untuk mengetahui persebaran reseptor sentuhan badan Meissner pada kulit. Adapun percobaan ini dibagi menjadi dua macam yaitu percobaan terhadap rasa panas dan dingin serta percobaan reseptor sentuhan. Prinsip kerja percobaan pertama yaitu dengan dibuatkannya kotak berukuran 2,8x2,8 cm dan dibagi menjadi 64 kotak pada tangan bagian dorsal lalu disentuhkan dengan jarum yang sudah dimasukkan ke dalam air panas atau dingin. Sedangkan pada percobaan kedua memiliki prinsip kerja dengan disentuhkannya kedua kaki jangka pada bagian-bagian tubuh tertentu dorsal dan ventral dengan perlakuan berupa pengaturan jarak antar kaki. Setelah praktikan melakukan kedua percobaan ini, didapatkan hasil sebagai berikut 1. Reseptor panas dan dingin xpanas + 43,8 xdingin + 40,43 xpanas - 20,14 xdingin - 23,57 2. Reseptor sentuhan Ket x rata-rata Berdasarkan kedua tabel di atas, untuk tabel pertama dapat dismpulkan bahwa tangan bagian dorsal memiliki reseptor panas dan juga reseptor dingin. Sedangkan pada tabel yang kedua, bagian tubuh yang memiliki sensivitas terkecil adalah telapak tangan dorsal dan yang memiliki sensivitas terbesar adalah ujung tangan kanan. Menurut Irianto 2012, penyebaran reseptor panas paling banyak terdapat pada tubuh bagian dorsal dan reseptor rasa dingin terletak pada tubuh bagian ventral. Hal ini disebabkan pada bagian dorsal terdapat lebih banyak badan Ruffini. Menurut Fox 2008, bagian tubuh yang paling sensitif terhadap sentuhan dari sepuluh bagian pada percobaan kedua di atas adalah ujung jari kanan sedangkan yang paling kurang peka adalah pada bagian dahi. Hal ini disebabkan pada ujung jari lebih banyak terdapat badan meissner dibandingkan bagian lainnya terlebih pada dahi. Berdasarkan tabel pengamatan pertama, praktikan mendapatkan data yang sesuai dengan teori namun ada penyimpangan terhadap rasa dingin. Seharusnya, reseptor rasa dingin + pada tangan dorsal harus lebih sedikit dibandingkan yang -. Begitu juga pada hasil pengamatan yang kedua. Praktikan menemukan penyimpangan bahwa telapak tangan dorsal memiliki sensivitas yang lebih kecil dibandingkan dahi. Namun, pada teori sebelumnya telah dijelaskan bahwa dahi memiliki reseptor sentuhan terkecil dibandingkan bagian lainnya. Perbedaan ini menurut Irianto 2012 dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti, probandus sedang mengalami gangguan psikis, adanya peubahan pada tekstur kulit akibat kosmetik ataupun obat oles, dan jumlah reseptor panas, dingin, serta sentuhan yang berbeda pula penyebarannya pada setiap orang. d. Bintik Buta Percobaan ini bertujuan untuk menentukan jarak benda yang bayangannya jatuh pada bintik buta. Adapun prinsip kerja percobaan ini adalah dengan difokuskannya sebelah mata kanan kemudian kiri probandus ke bagian tengah uang logam pertama dari lima uang logam dengan perlakuan berupa pengaturan jarak antar uang logam tersebut. Setelah praktikan melakukan percobaan ini, didapatkan hasil sebagai berikut Jumlah koin yang terlihat Ket Jarak mata ke uang logam pertama 30 cm x rata-rata xjumlah koin yang terlihat oleh mata kanan 8 mm 4 xjumlah koin yang terlihat oleh mata kiri 8 mm 4 xjumlah koin yang terlihat oleh mata kanan 10 mm 4 xjumlah koin yang terlihat oleh mata kiri 10 mm 4 Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa jarak benda yang bayangannya jatuh pada bintik buta probandus adalah 300 + 8x5 = 340 mm dari mata probandus. Menurut Irianto 2012, mata kanan dan kiri memiliki jarak titik buta yang tidak jauh berbeda, sehingga pada tabel di atas dapat dilihat kesamaan jumlah uang logam yang terlihat baik pada mata kiri dan kanan. Adapun perbedaan yang ditemukan pada kelompok empat dapat disebabkan oleh kemungkinan mata probandus yang mengalami miopi atau hipermetropi. Perubahan kecembungan lensa ini pun menyebabkan berubahnya lokasi bayangan yang jatuh ke retina. e. Refleks Pupil Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui refleks pupil terhadap intensitas cahaya dan untuk mengetahui refleks pupil terhadap akomodasi mata. Adapun percobaan ini dibagi menjadi dua macam, yaitu refleks pupil terhadap intensitas cahaya dan refleks pupil terhadap akomodasi mata. Prinsip kerja percobaan pertama adalah dengan diukurnya diameter pupil probandus pada saat di ruang terang dan gelap dengan perlakuan berupa pemberian cahaya senter dan dicatatkan waktu refleks pupil yang terjadi. Sedangkan prinsip kerja percobaan kedua yaitu dengan diukurnya diameter pupil probandus dengan perlakuan berupa pengaturan jarak benda yang dilihat dekat dan jauh untuk mengatur daya akomodasi yang terjadi. Setelah praktikan melakukan kedua percobaan ini, didapatkan hasil sebagai berikut 1. Refleks pupil terhadap intensitas cahaya Diameter pupil cm / detik 2. Refleks pupil terhadap akomodasi mata xjarak dekat normal 0,43 xjarak jauh normal 0,56 xjarak dekat miopi 0,42 xjarak jauh miopi 0,52 ket x rata-rata Berdasarkan kedua tabel di atas dapat disimpulkan bahwa diameter pupil terkecil terjadi ketika probandus membuka mata dan disenter secara mendadak. Sedangkan diameter terbesar terjadi ketika probandus berada dalam ruang gelap. Selain itu, saat probandus melihat benda-benda yang dekat, maka diameter pupilnya akan mengecil dan akan membesar ketika melihat benda-benda yang jaraknya lebih jauh. Hasil pengamatan ini sesuai dengan teori yang sudah dijelaskan di bagian depan. Alasan pupil mengecil ketika melihat benda dekat ataupun berada dalam kondisi yang terang adalah karena adanya pengaruh refleks pupil dan daya akomodasi mata yan berfungsi untuk membatasi jumlah cahaya yang masuk agar tidak terlalu banyak dan untuk mengatur kecembungan lensa mata saat melihat sumber cahaya benda yang dekat Kimball, 1983. Pada tabel pengamatan percobaan yang kedua, terdapat perbedaan antara diameter pupil probandus bermata normal dengan yang rabun jauh miopi. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa diameter pupil mata normal adalah lebih besar dibandingkan mata minus. Hal ini menurut Ganong 1998, dikarenakan mata seorang penderita miopi memiliki lensa yang terlalu mencembung sehingga cahaya yang diteruskan menjadi lebih banyak menyebabkan pupil lebih mengecil dari keadaan normalnya. V. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa a. Penyebaran reseptor rasa di berbagai daerah pada lidah menentukan tingkat kepekaan tiap daerahnya terhadap setiap rasa. b. Tingkat kepekaan ORT dan waktu adaptasi OFT seseorang terhadap rangsangan bau ditentukan beberapa factor salah satunya oleh jumlah reseptor olfaktori yang terdapat dalam indera penciumannya. c. Jumlah dan persebaran reseptor panas, dingin, dan sentuhan adalah berbeda pada setiap bagian tubuh manusia. d. Jarak benda yang bayangannya jatuh pada bintik buta mata kanan adalah relatif sama dengan mata kiri. e. Refleks dan diameter pupil seseorang dapat dipengaruhi oleh adanya perbedaan intensitas cahaya dan daya akomodasi matanya. VI. Daftar Pustaka Fox, 2008. Human Physiology Tenth Edition. New York McGraw-Hill. Ganong, 1998. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta Buku Kedokteran UGC. Guyton, 2006. Text Book of Medical Physiology. Misisipi Department of Physiology and Biophysics University of Misisipi Medical. Irianto, K. 2012. Anatomi dan Fisiologi. Bandung Alfabeta. Kimball, 1983. Biologi Jilid 2. Jakarta Erlangga. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
– Pengertian Indra Pengecap – Pengecap merupakan istilah teknis indra rasa atau indera perasa yang dimiliki manusia sehingga bisa merasakan rasa yang berbeda beda. Sehingga manusia dapat merasakan perbedaan rasa pada saat memasukkan sesuatu ke dalam mulut. Proses tersebut melibatkan saraf yang ada pada kelompok sel rasa dalam pori pori di permukaan lidah serta bagian mulut. Sedangkan proses pengecapan akan dimulai pada saat ada sesuatu yang masuk ke mulut serta ketika terjadi kontak dengan lidah atau pada area lain di mulut. Meski indera pengecap yakni lidah umumnya memang berhubungan dengan selera, namun ini juga ada di sepanjang atap mulut serta beberapa area lain meski tingkat sensitivitas pada permukaan lainnya akan menurun dengan bertambahnya usia. Pada saat makanan atau sesuatu mengalami kontak dengan permukaan tersebut, maka selera yang larut pada air akan masuk ke pori pori yang mengandung selera dan sinyal akan dikirim menuju otak yang kemudian diartikan sebagai rasa. Sedanngkan rasa yang bisa dialami diantaranya adalah asin, asam, manis, gurih dan juga pahit. Lidah adalah organ tubuh yang berperan sebagai indra pengecap dengan reseptor khusus yang bisa menerima rangsangan zat kimia yang larut. Reseptor penerima rasa serta baik merupakan sel komoreseptor dimana indra pengecap akan membantu manusia untuk membangkitkan selera makan. Indra pengecap merupakan indra yang berbentuk putting atau kuncup pengecep yang mengumpul pada area lidah, yakni Bagian depan untuk mengecap rasa asin. Bagian tepi untuk mengecap rasa manis. Bagian belakang untuk mengecap rasa asam. Bagian tengah untuk mengecap rasa pahit. Kuncup kuncup ini ada yang menyebar dan ada juga yang berkelompok dalam bentuk tonjolan tonjolan epitel bernama papila. Sedangkan papila dibedakan menjadi tiga macam, yakni Papila filiformis atau papila benang yang menyebar di semua permukaan lidah dan menjadi papila peraba. Papila fungiformis atau papila jamur yang ada di bagian tepi lidah yang menjadi papila pengecap. Papila circum valata atau papila melingkar yang ada di pangkal lidah dan menjadi papila pengecap. Struktur Bagian Indra Pengecap Ada lebih dari 100 ribu tunas pengecap yang ada di lidah manusia yang tumbuh seminggu sesudah digantikan dengan sel baru. Taste bud adalah sel epitel yang sudah dimodifikasi dan beberapa diantaranya disebut dengan suntentakular dan sebagian lainnya disebut dengan sel reseptor. Sel sel reseptor akan terus digantikan lewat pembelahan mitosis dari sel epitel di sekitarnya sekitar 10 hari. Sel reseptor atau tunas pengecap ada pada tonjolan tonjolan kecil di permukaan lidah yang disebut dengan papila. Semua sel tersebut nantinya bisa membedakan rasa manis, asam, pahit, umami, asin dan bahkan pedas. Secara garis besar, struktur bagian indra pengecap dibagi menjadi 3 bagian, yakni Radiks lingua yakni pangkal lidah. Dorsum linua yakni punggung lidah. Apeks lingua yakni ujung lidah. Otot lidah termasuk pada otot yang paling kuat di tubuh maunsia. Indra pengecap sebagian besar terdiri dari 2 kelompok otot, yakni Otot intrinsik lidah yang akan melakukan seluruh gerakan halus. Sedangkan otot ekstrinsik akan mengaitkan lidah pada beberapa bagian sekitar dan juga melakukan gerakan kasar yang penting dalam proses mengunyah atau menelan. Otot intrinsik juga membuat manusia bisa mengubah ubah bentuk lidah seperti memendek, memanjang atau membulat. Otot ekstrinsik lidah akan membuat lidah bisa bergerak mengelilingi rongga mulut serta faring. Lidah nantinya akan mengaduk makanan, menekan ke langit langit serta gigi lalu mendorongnya ke faring. Apabila lidah digulung ke belakang, maka akan terlihat permukaan bawah yang dinamakan dengan frenulum linguae yakni struktur ligamen halus yang akan mengaitkan bagian posterior lidah di dasar mulut. Bagian anterior lidah sendiri bebas dan tidak terkait. Sedangkan jika dijulurkan, maka bagian ujung lidah akan meruncing dan akan membulat ketika berada di dasar mulut. Lidah sendiri mempunyai permukaan yang kasar akibat tonjolan bernama papila. Jumlah papila untuk masing masing orang juga bisa berbeda beda dan biasanya perempuan memiliki papila lebih banyak dibandingkan pria. Fungsi Indra Pengecap Fungsi lidah untuk manusia sendiri cukup beragam yang sebenarnya tidak hanya berhubungan dengan proses makan seperti mengunyah dan merasakan rasa dari makanan atau sesuatu yang masuk ke mulut. Beberapa fungsi dari indra pengecap diantaranya adalah Sebagai alat pengecap. Untuk membantu mengaduk makanan yang ada di dalam rongga mulut. Untuk membantu membersihkan area mulut. Untuk membantu berbicara atau mengeluarkan suara. Untuk membantu mendorong makanan ketika sedang menelan. Mencampur ludah dan makanan sehingga lebih lunak dan setengah cair serta mudah ditelan. Cara Kerja Indra Pengecap Untuk cara kerja lidah sendiri berawal dari makanan atau minuman yang masuk ke dalam mulut. Makanan serta minuman yang sudah bercampur dan masuk di dalam mulut nantinya akan merangsang ujung ujung saraf pengecap. Selanjutnya oleh saraf pengecap, rangsangan rasa akan diteruskan menuju pusat saraf pengecap yang ada di otak. Otak kemudian akan menanggapi rangsang itu sehingga manusia bisa merasakan sesuatu rasa dari jenis makanan atau minuman yang sedang dikonsumsi tersebut. Pengertian Indra PengecapStruktur Bagian Indra PengecapFungsi Indra PengecapCara Kerja Indra Pengecap
Soal Uji Kompetensi Buku Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Penerbit Erlangga Halaman 395-399 Soal Uraian Gambar skema sensasi rasa lidah, lengkap dengan keterangannya. Jawaban Pak Pandani Irfan Dani, biasa dipanggil "Pak Pandani". Saat ini saya berprofesi sebagai Guru Biologi disebuah Sekolah Negeri Tingkat Menengah Atas di Provinsi Aceh. Indonesia. Disamping berprofesi sebagai guru, saya juga menekuni hobby sebagai seorang Blogger sejak tahun 2009. Post a Comment
gambarkan skema sensasi rasa pada lidah lengkap dengan keterangannya